Semakin ke kota kini persawahan jarang ditemukan. Berbeda halnya di desa, hal ini sangat dirasakan dengan nyata. Sebab, kini perkotaan dipenuhi dengan insfratruktur atau pembangunan yang menjulang tinggi bak menuju cakrawala. Ini menjadi persoalan berat di era saat ini. Adanya kondisi seperti ini, di tengah berbagai persoalan dinamik kehidupan. Namun, masih tersisa sedikit adanya panen di tengah kota. Salah satunya di desa Temukus, meskipun masyarakat atau petani melakukan panen dengan bantuan alat mesin terbaru. Tetapi, hal ini patut untuk diapresiasi sebab masyarakat masih memikirkan keberlangsungan hidupnya. Meskipun tanah yang digunakan dalam bertanam memiliki batasan terkhusus dengan pembangunan yang ada di tepi kota.
Petani temukus memiliki hubungan sangat erat dengan pertanian khususnya padi. Inilah yang menyebabkan jika masyarakat masih memperdulikan bagaimana keberlangsungan hidup kedepannya dan mempertahankan tradisi pertanian di tengah gempuran infrastruktur di tengah kota. Dahulu, ketika memanen atau menanam padi, petani berbantuan dengan alat tradisional dan bantuan tenaga hewan seperti sapi. Namun, kini seiring perubahan zaman alat-alat tersebut sudah jarang digunakan dan beralih dengan bantuan alat mesin.
Akan tetapi, meski begitu tak ada salahnya apabila petani desa Temukus menggunakan cara tersebut. Sebab, semuanya memiliki cara bagaimana cara menyikapi adanya perubahan zaman untuk mempertahankan mata pencahariannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar