Minggu, 18 Oktober 2020

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH

 BAB 2

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH

Materi bab 2 ini terdiri atas :

2.1 Kemegahan alam ciptaan Allah Swt

2.2 Konsep sunnatullah

2.3 Posisi manusia di antara mahluk ciptaan Allah Swt

2.4 Manusia sebagai khalifatan fil ardh

2.5 Tugas latihan

PENDAHULUAN

2.1 Kemegahan alam ciptaan Allah Swt

Manusia, sebagai penghuni Bumi, sangat banyak jumlahnya. Manusia sengaja diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang uni. Allah juga menciptakan manusia dalam keadaan berbeda warna kulit, warna rambut, warna bola mata, bahasa, dan ciri-ciri fisik lainnya. Semua itu dimaksudkan Allah agar manusia saling mengenal. Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya, dalam hal ini yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hukum Tuhan dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan maupun manusia dengan manusia. Perhatikan ayat-ayat Allah yang terkait dengan hal tadi.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan sillaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu” (Q.S. An-Nisaa, 04: 01).

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

Artinya: “Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)” (Q.S.Huud, 11: 61)

Itu merupakan kutipan ayat yang isinya berupa penegasan bahwa hanya Allahlah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Allah yang menciptakan manusia dari (saripati) tanah, Bumi, yang kemudian menjadikan manusia menjadi pemakmur sumber-asal hidupnya.Salah satu lanjutan tentang penjelasan itu menyangkut keberlangsungan hidup manusia, setelah diciptakan kemudian dijadikan pasangan-pasangannya agar bisa berketurunan dan menjadi pemakmur Bumi. Perhatikan ayat dibawah ini :

وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?” (Q.S. An-Nahl, 16: 72)

Allah telah menjadikan alam sebagai sarana yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mobilisasi manusia di daratan maupun di lautan.Dan, Allah pun telah menjamin ketenteraman hidup manusia melalui sistem keluarga yang dilengkapi dengan rasa kasih-sayang. Di antara milyaran umat manusia yang disebar oleh Allah di Bumi, dalam jaminan kesempurnaan penciptaan-Nya dibanding mahluk lainnya, Allah menegaskan satu ukuran kepantasan manusia selaku mahluk di sisi Allah sebagai Khalik. Allah hanya menetapkan satu pertimbangan ukuran kemuliaan manusia selaku mahluk, yaitu ada pada sisi ketaqwaannya. Perhatikan sejumlah ayat Allah tentang keberadaan manusia. Perhatikan terjemah yang dicetak tebal.

فَهَزَمُوهُم بِإِذْنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلْمُلْكَ وَٱلْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ ٱلْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah[157] (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah Bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam” (Q.S. Al-Baqarah, 02: 251).

2.1 Konsep Sunnatullah

Dalam dunia ilmu pengetahuan kita mengenal istilah hukum alam.Istilah ini, dalam konsep Islam, kurang mengena. Dalam Islam, kita mengenal kekuatan di balik semua kekuatan: kekuatan alam maupun kekuatan manusia. Tetapi bukan animisme. Kekuatan itu adalah kekuatan yang Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Penguasa Alam, Maha Penentu, yaitu Allah Rabbul ‘Aalamiin.Keteraturan yang ada dalam alam, seperti telah disinggung di muka, selanjutnya melahirkan aneka hukum yang kemudian pemahamannya diberikan oleh Allah kepada para pencari ilmu, adalah sunnatullah. Sunnatullah adalah ketentuan Allah, kepastian dari Allah. Alam, sama seperti mahluk Allah lainnya, tidak memiliki kekuasaan, selain yang dianugerahkan oleh Allah swt! Perhatikan ayat-ayat Allah yang terkait dengan hal tad

وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ

Artinya: “Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri" (Q.S. Yusuf, 12: 67) .

قُلْ مَن ذَا ٱلَّذِى يَعْصِمُكُم مِّنَ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوٓءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً ۚ وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Artinya: “Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah” (Q.S. Al-Ahzaab, 33: 17)

Demikianlah Allah telah menetapkan sesuatu secara tertib. Masing-masing perangkat alam telah ditentukan manzilah, garis edarnya yang pasti, sehingga segala perhitungan dan ketetapan sangat jelas bisa dipastikan. Hitungan waktu (detik, menit, jam, hari,minggu, bulan, dan tahun, beserta hitungan yang ada di atasnya) terkait dengan semua keteraturan tadi. Itulah sunnatullah, bukan hukum milik alam, tetapi hukum Allah yang diterapkan di alam. Dan, Allahlah yang telah mengatur semuanya! Perhatikan kutipan ayat di bawah ini.

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.(Q.S. Al-Qamar, 54: 49)

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.(Q.S. Al-Hadiid, 57: 22)

2.3 Posisi Manusia Di Antara Mahluk Ciptaan Allah Swt

Manusia hanyalah satu mahluk di antara mahluk-mahluk lain yang diciptakan oleh Allah Swt. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia, di samping bergantung kepada manusia lain, juga sangat memerlukan keberadaan mahluk lain selain manusia. Semua mahluk Allah harus mengikuti ketentuan (qadr) Allah tanpa bisa menawar, kecuali manusia. Manusia, berbeda dengan mahluk lain, diberi pilihan oleh Allah: jalan lurus (shiraathal mus-taqiim) dan memilih jalan lain (jalan bawaan Iblis, jalan sesat). Semua bertalian dengan risiko perhitungan pada sisi Allah swt. Seperti yang dikutip pada ayat dibawah ini.

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Artinya: “Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S. Al-A’raaf, 07: 26)

وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ

Artinya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan” [1578] (Q.S. Al-Balad, 90: 10)

Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (Q.S. Asy-Syams, 91: 08)

Dalam posisi manusia sebagai mahluk yang diberi kebebasan memilih, sejatinya manusia bisa menetapkan dirinya mengikuti kebebasan fujur atau taqwanya. Oleh karena itu, sudah sunnatullah jika manusia ada yang menjadi kuffar ataupun mu’min Ketika manusia memilih kecenderungan dominasi fujur, jadilah ia sebagai kuffar. Sebaliknya, ketika manusia mengikuti kecenderungan taqwanya, jadilah ia mu’min. Kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah hanya kepada manusia (dan juga bangsa jin, karena dikenal ada dua golongan jin, muslim dan nonmuslim), menyangkut sejarah penciptaan mahluk manusia yang akan ditugaskan menjadi khalifah di Bumi. Perjanjian tentang persiapannya telah disampaikan oleh Allah dalam Al-Quran sejak masa awal penciptaan.

2.4 Manusia Sebagai Khalifatan fil Ardh

Sejak awal penciptaanNya, manusia dijadikan sebagai khalifah di Bumi. Manusia sebagai pemakmur Bumi. Segala yang ada di Bumi diperuntukkan bagi manusia. Oleh karena itu, Allah telah memberi tanggung jawab, dalam proses awal penciptaan, kepada manusia: Tanggung jawab yang tidak bisa dipikul oleh mahluk lain.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah, 02: 30)

Sekalipun manusia adalah mahluk individu, tak ada manusia yang bisa lepas dari keberadaan manusia lain. Bahkan, dengan alam, manusia pun harus tetap memelihara hubungan baik. Ketergantungan manusia kepada mahluk Allah lainnya adalah fitrah yang tak bisa ditolak, seperti:

• Tanggung jawab setiap manusia adalah tanggung jawab pribadi

• Manusia diberi tugas untuk memelihara hubungan baik dengan sesama manusia

• Manusia mu’min harus memelihara hubungan baik dengan saudara seagama

• Manusia harus memelihara hubungan baik dengan orang tua

• Manusia harus memelihara hubungan baik dengan alam

• Manusia mu’min memelihara hubungan baik dengan manusia lainnya

2.5 Tugas latihan

1. Tunjukkan, lengkap dengan contoh, sifat-sifat Allah sebagai Khalik, Yang Maha pencipta!

ALLAH SEBAGAI PENCIPTA,PENGATUR dan PEMELIHARA

Allah sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara diterangkan dalam firman-Nya.Hal itu antara lain terdapat di dalam Surat Al-Baqarah : 29 yang menerangkan tentang penciptaan bumi seisinya yang diperuntukan bagi manusia,serta penyempurna langit menjadi tujuh langit.Adapun ayatnya berbunyi :

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّٮٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬‌ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬

Dalam surat Al-An’am : 101-102 diterangkan bahwa Allah adalah pencipta dan pemelihara yang tidak sama dengan sifat-sifat mahluk-Nya.

بَدِيعُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ۥ وَلَدٌ۬ وَلَمۡ تَكُن لَّهُ ۥ صَـٰحِبَةٌ۬‌ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَىۡءٍ۬‌ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬

Artinya : “Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak pernah mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Mengetahui segala sesuatu”.

ذَٲلِڪُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ‌ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ خَـٰلِقُ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ فَٱعۡبُدُوهُ‌ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ وَڪِيلٌ۬

Artinya : “(Yang memiliki sifat yang ) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu; tiada Tuhan (yang berhak disembah ) selain Dia; Pencipta segala sesuatu,maka sembah lah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu “.

Contohnya:

• Manusia untuk mensyukuri atas segala nikmat yang telah Allah ciptakan.


2. Jelaskan pengertian konsep sunnatullah. Apa kritik anda tentang istilah hukum alam terkait dengan pengertian sunnatullah!

Konsep sunnatullah merupakan salah satu cara Allah memperlakukan manusia, yang dalam arti luasnya bermakna ketetapan-ketetapan atau hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta atau dalam akademisnya disebut dengan hukum alam. Menurut saya, hukum alam itu bersifat pasti dan tidak dapat dirubah, Allah menciptakan hukum alam memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk mengatur mekanisme alam semesta yang bersifat absolut, tetap dan otomatis, terbebas dari campur tangan dan pemikiran manusia. Dengan demikian, dengan adanya hukum alam Allah mengharapkan kepada seluruh umatnya agar menaati segala aturan yang dijalankan untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat dengan mengambil segala manfaat dan mencegah mudarat atau keburukan yang tidak berguna bagi kehidupan.saya.

3. Jelaskan, lengkap dengan contoh, posisi manusia di antara mahluk Allah lainnya!

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang terbaik diantara makhluk yang lainnya. Manusia terdiri atas jasad, roh, akal dan nafsu. Malaikat tidak berjasad dan tidak bernafsu (kurang dari manusia). Setan tidak berjasad dan tidak berakal (kurang dari manusia). Binatang bejasad dan tidak berakal (kurang dari manusia). Alam hanya berjasad saja (sangat kurang dari manusia).

 Firman Allah SWT menyebutkan bahwa : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Lebih baik dari malaikat, dari setan, dari binatang dan dari alam). (Surat 95/At-Tiin, ayat 4). Dengan demikian pandangan manusia terhadap alam adalah melihatnya kebawah, karena alam diciptakan jauh dari kesempurnaan manusia. Terhadap malaikat dan setan, manusia melihatnya sebagai sesama makhluk Allah SWT dengan posisi untuk bersahabat dengan malaikat, karena malaikat diciptakan untuk membantu manusia. Sedangkan terhadap setan, manusia setiap saat adalah berperang dengannya, karena setan memusuhi manusia dan kerjanya berusaha untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah SWT.

 Diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT itu manusia merupakan makhluk yang terbaik. Manusia terdiri atas jasad, roh, dan nafsu. Manusia juga memiliki akal dan pikiran, sehingga manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Namun manusia memiliki tanggung jawab yang sangat besar sebagai pemimpin di muka bumi untuk menjaga dan melestarikan alam.

Contohnya :

• Manusia diberi akal untuk berfikir dengan baik.

• Manusia memiliki semuanya, mulai dari sifat yang jelek, sampai pada sifat yang sangat mulia

4. Jelaskan secara lengkap pengertian manusia sebagai khalifatan fil ardh!

Manusia sebagai khalifatan fii ardh, artinya Allah memberikan seorang khalifah di bumi dengan tujuan untuk menjadi wakil tuhan yang mana untuk memakmurkan alam ini dengan tidak melupakan tanggung jawabnya untuk senantiasa menyembah dan beribadah di hadapan Allah. Seperti yang telah di kutip pada kutipan ayat dibawah ini:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah, 02: 30)

PUSTAKA RUJUKAN

iQuran V 2.5.4 for Android

Mansoer, Hamdan. Et.al. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI

Suryana, Jajang. 1997. “Isalamisasi Praktisi Sains dan Teknologi”. Makalah dalam kajian Studi Islam Pengajian Muslimah Mahasiswi STKIP Singaraja

Suryana, Jajang. 2004. Kajian Pemikiran Sederhana tentang Islam. Kumpulan tulisan. Singaraja

Suryana, Jajang. 2010. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Singaraja: Tespong

Suryana, Jajang. 2010. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum V.2.0. Singaraja: Tespong Taufiq, Mohamad. 2013. Addins Quran in Ms Word V 2.2.0.0. https://www.facebook. Com/QuranInMsWord


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAHANA HOROR DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA SINGARAJA MENGHANTUI PIKIRAN MASYARAKAT TERTARIK UNTUK BERKUNJUNG

  Sebuah pusat perbelanjaan  di tengah kota Singaraja membuka wahana horor di dalamnya. Pasalnya, wahana ini hanya dibuka sementara dan berh...