Banyuwangi mengalami kemarau berkepanjangan hingga menyebabkan debit air mengurang. Hal ini mengakibatkan masyarakat Banyuwangi merasa dirugikan, karena hasil panen mereka terancam rugi. Hampir semua sungai di daerah Banyuwangi terancam kering, salah satunya di Kecamatan Kabat. Masyarakat Kabat melaksanakan sholat Istisqo di sebuah lahan sawah salah satu warga.
"Kemarau panjang sangat memberi dampak buruk bagi petani jika kemarau berlangsung hingga lama, karena mengingat tanaman yang di sawah juga tidak selamanya membutuhkan panas tetapi sesekali juga sangat membutuhkan air. Maka, untuk saat ini saya sebagai petani melihat kemarau panjang saat ini jika terus berlangsung sangat berdampak buruk untuk garapan di sawah", ujar Tukimun selaku petani di desa Kabat.
Peristiwa kemarau panjang mengibaratkan neraka tembus ke bumi manusia. Pada akhirnya tak jarang masyarakat mengeluh merasakan panas yang sangat luar biasa. Masyarakat mengungkapkan keluhan yang dirasakan selama berkegiatan, akibat suhu panas yang tidak seperti biasa. Salah satunya di daerah Banyuwangi, merupakan kota yang berada di paling ujung timur pulau Jawa ikut merasakan panas matahari yang membara. Masyarakat Banyuwangi serempak melakukan sholat Istisqo di daerah masing-masing. Sholat istidqo merupakan sholat bertujuan untuk meminta hujan turun. Demi kebertahanan hidup, masyarakat melakukan aksi pelaksanaan sholat Istisqo sebagai cara untuk memohon kepada sang pencipta. Mengingat masyarakat kekurangan debit air khususnya bagi para petani yang mengeluh akan cuaca panas yang berkepanjangan sehingga menimbulkan gagal panen.
Pelaksanaan sholat istisqo dilaksanakan di Kecamatan Kabat di salah satu lahan sawah masyarakat. Satu-persatu masyarakat hadir mengenakan pakaian rapi dan wangi dengan membawa seperangkat alat sholat. Memulai menapaki tempat yang telah di sediakan dan duduk di atas sajadah yang dijadikan sebagai tempat memohon kepada sang pencipta akan turunnya hujan.
Sholat istisqo dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai kalangan dari muda hingga tua yang turut berpartisipasi. Masyarakat tersebut yakni perwakilan dari masing-masing instansi, pelajar, aparat, bahkan pejabat ikut serta melaksanakan sholat istisqo di bawah terik mentari.
"Insya Allah yang hadir sekitar 500 orang, dari tokoh agama, instansi, pelajar" ujar Khoirul Anwar selaku kepala desa Kabat.
Masyarakat sangat antusias mengikuti sholat istisqo memohon hujan untuk dapat turun. Mengingat Musim Kemarau Berkepanjangan di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan menimbulkan fenomena El Nino yang berdampak pada kurangnya air bersih disejumlah wilayah. El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang dapat memberikan dampak iklim dan cuaca di Indonesia. Potensi terjadinya fenomena El Nino di musim kemarau dapat memicu kekeringan.
"Tujuan sholat istisqo ini tentunya kami memohon adanya hujan. Sebab, kita tahu akhir-akhir ini kemarau sangat memberikan dampak yang luar biasa bagi kami. Oleh karena itu, diadakannya pelaksanaan sholat ini juga sebagai bentuk intropeksi diri kita masing-masing, dengan harapan agar cobaan-cobaan seperti kemarau panjang dan dampak buruk yang berpotensi terjadi seperti rawan kebakaran dapat dihindari" ujar Ustaz Fuad Hasyim selaku ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Kabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar