Selasa, 24 November 2020

MANUSIA MAKHLUK SOSIAL 5C

 BAB 5

MANUSIA MAKHLUK SOSIAL

Adapun materi yang akan dibahas pada Bab 5 ini, meliputi :

5.8 Peringatan Allah tentang Takaran dan Timbangan

5.9 Konsep Halalan Thayyiban

PENDAHULUAN

5.8 Peringatan Allah tentang Takaran dan Timbangan

Allah Swt. secara khusus mengingatkan manusia tentang pentingnya menjaga takaran dan timbangan. Jika diperiksa secara mendalam, kaitan pengertian takaran dan timbangan bisa mengandung dua makna: makna lahiriah (takaran dan timbangan yang biasa digunakan dalam urusan jual-beli) dan makna lain yang lebih jauh terkait dengan takaran dalam menentukan penilaian hukum, penilaian kejadian perkara tertentu, maupun timbangan-timbangan terkait dengan penentuan keadilan sikap. Urusan takaran dan timbangan seakan hal kecil yang tidak banyak memiliki dampak dalam tatanan kehidupan yang besar. Padahal, urusan takaran dan timbangan ini, justru menjadi akar keburukan dalam urusan ekonomi umat. Contohnya, Kasus pengembalian uang recehan dari toko swalayan. Uang kembalian yang seharusnya Rp 650 hanya dikembalikan Rp 500 tanpa basa-basi. “Tak seberapa jumlahnya”, mungkin, menurut mereka. Tetapi, ketika kejadian yang sama berulang di satu toko, mungkin 10 kali untuk satu hari, apalagi lebih, jika setiap hari demikian, jika setiap layanan toko seperti itu, jika se-Indonesia demikian, sungguh (kecurangan) penghasilan (tak) terduga bagi pemilik toko!!! Seorang pencurang telah menjadi teladan utama bagi anak dan istrinya. Oleh karena itu, banyak pengalaman yang diajarkan melalui cara keteladanan keluarga. Pendidikan korupsi telah dimulai dari lingkungan keluarga. Di balik semua perilaku kecurangan dalam menggunakan takaran dan timbangan, ada kerusakan yang sangat besar, yang bisa menular lewat keteladanan, pembiasaan, bahkan pemaksaan karena adanya kekuasaan. Perhatikan sejumlah ayat yang menceritakan para pecurang lengkap dengan sanksi Allah swt yang telah ditimpakan kepada mereka.

وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya : “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat (Q.S. Al-An’aam,06: 152)”

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (١) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (٢) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (٣) أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ (٤) لِيَوْمٍ عَظِيمٍ (٥) يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (٦)

Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang -(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi -dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi -Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan -pada suatu hari yang besar -(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam (Q.S. Al-Muthaffifiin, 83: 01-06)”

Peringatan Allah swt yang menyertai berita tentang kecurangan tentang takaran dan timbangan, ada sembilan isi kalimat yang menjadi kunci permasalahan. (1) Ajakan untuk tetap menyembah Allah swt sebagai Tuhan yang memberi petunjuk. (2) Bukti nyata tentang kasih sayang dan kekuasaan Allah swt. (3) Tentang takaran dan timbangan yang sebenarnya bisa dipergunakan dalam transaksi jual-beli yang kerap dilakukan oleh mereka yang (4) mampu secara ekonomis, pedagang, yang (5) cenderung meminta keadilan dalam melakukan transaksi jual-beli untuk mereka, tetapi cenderung curang dalam melakukan takaran dan timbangan untuk keperluan pembeli. Semua perilaku tersebut dikaitkan dengan peringatan Allah swt yang lainnya tentang (6) kerusakan, (7) merugikan hak orang lain, (8) kejahatan di muka bumi, dan yang paling berat, ada peringatan tentang (9) azab yang membinasakan. Allah juga akan mengazab orang yang memiliki perilaku curang dalam menakar dan menimbang.

5.9 Konsep Halalan Thayyiban

Thayyiban dalam konsep agama Islam ada dua: yang fisik dan di balik yang fisik. Thayyiban fisik adalah kondisi sesuatu yang “baik, benar, tepat, sesuai prosedur, aman, dan mengikuti aturan syari’at”. Contoh, halalnya infaq seorang kepala keluarga untuk anak dan istrinya. Harta yang halal dan thayyiban, dengan bentuk dan contoh lainnya yang setara, adalah yang halal dan thayyib secara fisik dan non-fisik. Sesuatu yang telah nyata halal dan thayyib, masih bisa dikelompokkan ke dalam kondisi belum thayyib ketika berbenturan dengan kondisi lain yang menyertai penggunanya. Uang yang halal dan thayyib, misalnya digunakan untk membeli gula (yang juga halal dan thayyib secara fisik dan non-fisik), namun gula tersebut sangat membahayakan kondisi orang yang sedang mengidap penyakit diabetes akut. Bagi orang yang dalam kondisi tadi, gula yang halal menjadi tidak thayyib baginya, karena diyakini secara kedokteran jika gula dikonsumsi oleh mereka akan membahayakan keselamatannya. Hal utama yang paling sulit diperiksa adalah ketika menakar sesuatu yang halal secara fisik terkait dengan proses pengolahannya. Misalnya, halal dan thayyib-nya daging ayam yang belum diketahui bagaimana cara memotongnya atau mengolahnya. Beberapa ayat Al-Quran yang menegaskan tentang sesuatu yang halalan-thayyiban bisa diperiksa, di antaranya dalam kumpulan ayat berikut ini.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Q.S. Al-Baqarah, 02:168)”

وَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ أَنتُم بِهِۦ مُؤْمِنُونَ

Artinya : “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Q.S. Al-Maaidah, 05: 88)”

فَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَٱشْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah (Q.S. An-Nahl, 16: 114)”

Pustaka Rujukan

Al-Jaziri, Abdurrahman. 1996. Fiqh Empat Madzhab. Jakarta: Daarul Ulum Press Attuwaijri, Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah. Ilmu Faraidh.

iQuran V 2.5.4 for Android

Mansoer, Hamdan. Et.al. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam,

 Departemen Agama RI

Rasyid, H. Sulaiman. 2000. Fiqh Islam. Cetakan ke-33. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Suryana, Jajang. 1997. “Isalamisasi Praktisi Sains dan Teknologi”. Makalah dalam

 Kajian Studi Islam Pengajian Muslimah Mahasiswi STKIP Singaraja

Suryana, Jajang. 2004. Kajian Pemikiran Sederhana tentang Islam. Kumpulan tulisan.

Singaraja

Suryana, Jajang. 2010. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

 Umum. Singaraja: Tespong

Suryana, Jajang. 2010. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

 Umum V.2.0. Singaraja: Tespong

Taufiq, Mohamad. 2013. Addins Quran in Ms Word V 2.2.0.0. https://www.facebook.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAHANA HOROR DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA SINGARAJA MENGHANTUI PIKIRAN MASYARAKAT TERTARIK UNTUK BERKUNJUNG

  Sebuah pusat perbelanjaan  di tengah kota Singaraja membuka wahana horor di dalamnya. Pasalnya, wahana ini hanya dibuka sementara dan berh...